PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Teori
belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang
menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat
didefenisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di
dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan
adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam
menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Banyak
telah ditemukan teori belajar yang pada dasarnya menitik beratkan
ketercapaian perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran.
Teori belajar merupakan suatu ilmu pengetahuan tentang pengkondisian
situasi belajar dalam usaha pencapaian perubahan tingkah laku yang
diharapkan.Teori belajar yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme dan teori belajar
pemrosesan informasi.Teori belajar konstruktivisme adalah teori yang
menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentranformasikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama
dan merevisinya apabila aturan-aturan lama itu tidak lagi
sesuai.Teori belajar pemrosesan informasi merupakan teori yang
menitikberatkantentang bagaimana informasi yang didapat tersebut
dapat diolah oleh siswa dengan pemahamannya sendiri.Pemanfaatan
lingkungan sebebas-bebasnya untuk pencapaian tujuan belajar haruslah
diberikan pada siswa, sehingga kreatifitas siswa lebih tampak.
PEMBAHASAN
A.
Biografi Ivan Petrovich Pavlov
Ivan
Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa
tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia
dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov
lulus sebagai sarjana kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada
tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada Institute of
Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi
pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang
Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian
sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika. Karya
tulisnya adalah Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned
Reflexes (1927).Ia meninggal di Leningrad pada tanggal 27 Februari
1936. Sebenarnya ia bukan seorang sarjana psikologi dan ia pun tidak
mau disebut sebagai ahli psikologi, karena ia adalah seorang sarjana
ilmu faal yang fanatik.Cara berpikirnya adalah sepenuhnya cara
berpikir ahli ilmu faal, bahkan ia sangat anti terhadap psikologi
karena dianggapnya kurang ilmiah. Dalam penelitian-penelitiannya ia
selalu berusaha menghindari konsep-konsep meupun istilah-istilah
psikologi. Sekalipun demikian, peranan Pavlov dalam psikologi sangat
penting, karena studinya mengenai refleks-refleks akan merupakan
dasar bagi perkembangan aliran psikologi behaviorisme. Pandangannya
yang paling penting adalah bahwa aktivitas psikis sebenarnya tidak
lain daripada rangkaian-rangkaian refleks belaka. Karena itu, untuk
mempelajari aktivitas psikis (psikologi) kita cukup mempelajari
refleks-refleks saja. Pandangan yang sebenarnya bermula dari seorang
tokoh Rusia lain bernama I.M. Sechenov. I.M. yang banyak mempengaruhi
Pavlov ini, kemudian dijadikan dasar pandangan pula oleh J.B. Watson
di Amerika Serikat dalam aliran Behaviorismenya setelah mendapat
perubahan-perubahan seperlunya.
B.
Eksperimen Ivan Petrovich Pavlov
Ivan
Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal
dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respons dan hal ini
yang dikenang darinya hingga kini. Classic conditioning
(pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan
Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli
dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara
berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Ia
menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah
nada atau sinar untuk membentuk perilaku (respons).
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya
sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala
kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan
hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya.
Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang
benar jika ia berbuat sesuatu.Bertitik tolak dari asumsinya bahwa
dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia
dapat berubah sesuai dengan apa yang di inginkan. Kemudian Pavlov
mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia
menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian,
dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan
binatang.
Eksperimen
Pavlov:
Berikut
adalah tahap-tahap eksperimen dan penjelasan dari gambar diatas:
Gambar
pertama.
Dimana anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom
anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).
Gambar
kedua.
Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau
mengeluarkan air liur.
Gambar
ketiga.Sehingga
dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS) setelah
diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan
mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
Gambar
keempat.
Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika
anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara
otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari
mulutnya (CR).
Dalam
ekperimen ini bagaimana cara untuk membentuk perilaku anjing agar
ketika bunyi bel di berikan ia akan merespon dengan mengeluarkan air
liur walapun tanpa diberikan makanan. Karena pada awalnya (gambar 2)
anjing tidak merespon apapun ketika mendengar bunyi bel. Jika anjing
secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan kemudian
mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan.
Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk menimbulkan
respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction
atau penghapusan.
Pavlov
mengemukakan empat peristiwa eksperimental dalam proses akuisisi dan
penghapusan sebagai berikut:
-
Stimulus tidak terkondisi (UCS), suatu peristiwa lingkungan yang melalui kemampuan bawaan dapat menimbulkan refleks organismik. Contoh: makanan
-
Stimulus terkondisi (CS), Suatu peristiwa lingkungan yang bersifat netral dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi (UCS). Contoh: Bunyi bel adalah stimulus netral yang di pasangkan dengan stimulus tidak terkondisi berupa makanan.
-
Respons tidak terkondisi (UCR), refleks alami yang ditimbulkan secara otonom atau dengan sendirinya. Contoh: mengeluarkan air liur
-
Respos terkondisi (CR), refleks yang dipelajari dan muncul akibat dari penggabungan CS dan US. Contoh: keluarnya air liur akibat penggabungan bunyi bel dengan makanan.
Kesimpulan
yang didapat dari percobaan ini adalah bahwa tingkah laku sebenarnya
tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu
refleks-refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisioning
(conditioning process) di mana refleks-refleks yang tadinya
dihubungkan dengan rangsang-rangsang tak berkondisi lama-kelamaan
dihubungkan dengan rangsang berkondisi. Dengan kata lain,
gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah karena
mendapat latihan. Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua macam
refleks, yaitu refleks wajar (unconditioned
refleks)-keluar
air liur ketika melihat makanan yang lezat dan refleks bersyarat atau
refleks yang dipelajari (conditioned
refleks)-keluar
air liur karena menerima atau bereaksi terhadap suara bunyi tertentu.
C.
Teori Belajar Pavlov
Dari
eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan
hukum-hukum belajar, diantaranya:
-
Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
-
Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun
Demikianlah
maka menurut teori conditioning
belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya
syarat-syarat (conditions)
yang kemudian menimbulkan reaksi (response).
Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan
syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori
conditioning
ialah adanya latihan-latihan yang continue
(terus-menerus). Yang diutamakan dalm teori ini adalah hal belajar
yeng terjadi secara otomatis.
Menilik
psikologi behavioristik menggunakan suatu pendekatan ekperimental,
refleksiologis objektif Pavlov tetap merupakan model yang luar biasa
dan tidak tertandingi.
D.
Penerapan Teori dalam Kehidupan Sehari-Hari
Penganut
teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia juga tidak
lain adalah hasil daripada conditioning.
Yaitu hasil daripada latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan
mereaksi terhadap syarat-syarat atau perangsang-perangsang tertentu
yang dialaminya dalam kehidupannya. Proses belajar yang digambarkan
seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara
stimulus dan respons refleksif. Dasar penemuan Pavlov tersebut,
menurut J.B. Watson diberi istilah Behaviorisme. Watson berpendapat
bahwa perilaku manusia harus dipelajari secara objektif. la menolak
gagasan mentalistik yang bertalian dengan bawaan dan naluri. Watson
menggunakan teori Classical
Conditioning
untuk semuanya yang bertalian dengan pembelajaran. Pada umumnya ahli
psikologi mendukung proses mekanistik. Maksudnya kejadian lingkungan
secara otomatis akan menghasilkan tanggapan. Proses pembelajaran itu
bergerak dengan pandangan secara menyeluruh dari situasi menuju
segmen (satuan bahasa yang diabstraksikan dari kesatuan wicara atau
teks) bahasa tertentu. Materi yang disajikan mirip dengan metode
dengar ucap.
Ternyata
dalam kehidupan sehari-hari ada situasi yang sama seperti pada
anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es krim yang
berkeliling dari rumah ke rumah.Awalnya mungkin suara itu asing,
tetapi setelah si pejual es krim sering lewat, maka nada lagu
tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang
panas.Bayangkan, bila tidak ada lagu tersebut betapa lelahnya si
penjual berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Contoh lain adalah
bunyi bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank.
Tanpa disadari, terjadi proses menandai sesuatu yaitu membedakan
bunyi-bunyian dari pedagang makanan(rujak, es, nasi goreng, siomay)
yang sering lewat di rumah, bel masuk kelas-istirahat atau usai
sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri lama.Contohlain
adalahuntuk menambah kelekatan dengan pasangan, Jika anda mempunyai
pasangan yang “sangat suka (UCR)” dengan coklat (UCS). Disetiap
anda bertemu (CS) dengan kekasih anda maka berikanlah sebuah coklat
untuk kekasih anda, secara otonom dia akan sangat suka dengan coklat
pemberian anda. Berdasarkan teori, ketika hal itu dilakukan secara
berulang-ulang, selanjutnya cukup dengan bertemu dengan anda
tanpa memberikan coklat, maka secara otonom pasangan anda akan sangat
suka (CR) dengan anda, hal ini dapat terjadi karena pembentukan
perilaku antara UCS, CS, UCR, dan CR seperti ekperimen yang telah
dilakukan oleh pavlov. Contoh lain bunyi bel di kelas untuk penanda
waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses
menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan
(rujak, es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat di rumah, bel
masuk kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus
berdiri lama.
Dari
contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi
Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti
stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan
pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak
menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar
dirinya.
E.
Aplikasi
Teori Belajar Pavlov dalam Pembelajran
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori belajar menurut Pavlov
adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:
-
Mementingkan pengaruh lingkungan
-
Mementingkan bagian-bagian
-
Mementingkan peranan reaksi
-
Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
-
Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
-
Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
-
Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Sebagai
konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan paradigma Pavlov
akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga
tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh
oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi instruksi
singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun
melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks.
Tujuan
pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan
pencapaian suatu keterampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi
pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus segera
diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari
penerapan teori belajar Pavlov ini adalah tebentuknya suatu perilaku
yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif
dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif.Evaluasi
atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.
kritik terhadap teori belajar Pavlov adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru, bersifaat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur. Kritik ini sangat tidak berdasar karena penggunaan teori Pavlov mempunyai persyaratan tertentu sesuai dengan ciri yang dimunculkannya. Tidak setiap mata pelajaran bisa memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi behavioristik.
kritik terhadap teori belajar Pavlov adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru, bersifaat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur. Kritik ini sangat tidak berdasar karena penggunaan teori Pavlov mempunyai persyaratan tertentu sesuai dengan ciri yang dimunculkannya. Tidak setiap mata pelajaran bisa memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi behavioristik.
Metode
Pavlov ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:
kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan
sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari,
menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini
juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung
seperti diberi permen atau pujian.
Penerapan
teori belajar Pavlov yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak
menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap
otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan
menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif,
perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang
diberikan guru. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan
guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara
belajar yang efektif.
Kelemahan
dari teori conditioning
ini adalah, teori ini mengangaap bahwa belajar itu hanyalah terjadi
secarab otomatis, keaktifan dan penentuan pribadi dalam tidak
dihiraukannya. Peranan latihan atau kebiasaan terlalu ditonjolkan.
Sedangkan kita tidak tahu bahwa dalam bertindak dan berbuat sesuatu
manusia tidak semata-mata tergantung kepada pengaruh dari luar. Aku
atau pribadinya sendiri memegang peranan dalam memilih dan menentukan
perbuatan dan reaksi apa yang akan dilakukannya. Teori conditioning
ini memang tepat kalau kita hubungkan dengan kehidupan binatang. Pada
manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam hal-hal belajar
tertentu. Umpamanya dalam belajar yang mengenai skills
(kecekatan-kecekatan) tertentu dan mengenai pembiasaan pada anak-anak
kecil.
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
-
Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respons.
-
Menurut teori conditioningPavlov, belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response).
-
Eksperimen Pavlov: Anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau mengeluarkan air liur.Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan. Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (CR).
-
Aplikasi teori Pavlov dalam pembelajaran adalah dengan guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.
DAFTAR
PUSTAKA
Bell,
Margareth E. 1994. Belajar
dan Membelajarkan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Brennan,
James F. 2006.Sejarah
dan Sistem Psikologi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Davies,
Ivon K. 1987. Pengelolaan
Belajar.
Jakarta: Rajawali Pers
Dwijandono
dan Sri Esti Wuryani. 1989. Psikologi
Pendidikan.
Jakarta: Depdikbud
Sarlito
W. Sarwono. 2002.Berkenalan
dengan ALiran-Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi.
Surakarta: PT Bulan Bintang.
Sudrajat,
Akhmad. 2008. Teori-Teori
Belajar.
(Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/,
diakses tanggal 13 November 2011).
Usman,
Moh. Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar