MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR TENTANG
TEORI BELAJAR KOGNITIF
Disusun Oleh :
Muhammad Hafit Ghoniyu 1407010108
Dhewany Sagara 1407010093
Eraviana Vega Hapsari 1407010130
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya,
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.kami menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun, yang dapat membuat makalah ini menjadi sempurna dimasa yang akan
datang.
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar……………..……………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan…………..…………………………………………………..1
A. Latar
belakang…………………………………………………………............…..1
B. Rumusan
masalah…………………………………………………………............1
Bab II Pembahasan……………….……………………………………………..2
A. Teori
belajar kognitif……………………………………………………..2
B. Teori-teori
belajar berbasis kognitivisme………………………………...3
Bab III Penutup…………………..……………………………………………...8
A. Kesimpulan
……………………………………………………………...........….8
B. Saran
………………………………………………………………...........……...8
Daftar Pustaka….……………………………………………………………….iii
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan maksud memperoleh pengetahuan serta untuk meningkatkan keterampilan yang
dimiliki seseorang, kegiatan belajar dapat dilakukan dimana saja misalnya di
perpustakaan, museum, sekolah maupun tempat rekreasi.Menurut Wertheimer proses
belajar tidaklah tepat mempergunakan metode menghafal, tetapi lebih baik bila
murid belajar dengan pengertian atau pemahaman.
Kegiatan belajar
harus berlandaskan pada teori-teori dan prinsip-prinsip belajar agar biasa
mencapai tujuan dari kegiatan belajar tersebut.Teori belajar membahas dan
menjelaskan bagaimana individu belajar dengan maksud memperoleh pengetahauan,
keterampilan, sikap dan nilai dari suatu proses pembelajaran. Teori-teori
belajar dapat digunakan sebagai landasan untuk menciptakan suatu proses atau
kegiatan pembelajaran yang ingin dicapai oleh seorang guru khususnya dan oleh
masyarakat luas pada umumnya, salah satunya teori belajar kognitif yang akan
dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud teori
belajar kognitif?
2. Apa
saja teori-teori belajar berbasis kognitivisme?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
1. Memahami
pengertian teori belajar kognitif.
2. Memahami
teori-teori belajar berbasis kognivisme.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Teori
Belajar Kognitif
Menurut Wundt kognitif adalah suatu proses aktif dan
kreatif yang bertujian membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wundt
percaya bahwa pikiran adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif
yang kemudian disimpan di dalam memori (Divesta, 1987).
Teori belajar kognitif menekankan bahwa perilaku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori ini lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajar. Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk
teori belajar yang sering disebut sebagai model
perceptual.Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak
selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori ini berpandangan
bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi,
pengolahan informasi, emosi dan aspek kejiwaan lainnya. belajar merupakan
aktifitas yang melibatkan proses berpikiryang sangat kompleks (Budiningsih,
2005 : 34).
Menurut pendekatan kognitif, dalam kaitan teori
pemrosesan informasi, unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan
yang dimiliki setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya. Apa yang telah
diketahui siswa akan menentukan apa yang akan diperhatikannya, dipersepsi
olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan dilupakan. Perspktif kognitif membagi
jenis pengetahuan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1.
Pengetahuan
deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata atau
disebut pula pengetahuan yang konseptual. Pengetahuan yang deklaratif
rentangnya luas, dapat tentang fakta, konsep, generalisasi, pengalaman pribadi
atau tentang hukum dan aturan.
2. Pegetahuan procedural,
yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau proses-proses yang harus dilakukan,
atau pengetahuan tentang bagaimana melakukan (how to do). Pengetahuan ini dicirikan oleh adanya praktik atau
implementasi dari suatu konsep.
3.
Pengetahuan
kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan mengapa (when
and why) suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural digunakan.
Pengetahuan ini terkait dengan bagaimana mengimplementasikan baik pengetahuan
deklaratif, maupun procedural. Pengetahuan ini amat penting karena menentukan
kapan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat dalam pemecahan masalah.
Dalam
konteks kognivisme yang dianggap pengembanagan teori pemrosesan informasi yang
justru Robert M. Gagne, yang kemudian dikembangkan oleh Geoerge
Miller.Menurut Gangne, dalam
pembelajaran terjadi proses peerimaan informasi yang selanjutnya diolah
sehingga menghasilkan keluaran berupa hasil belajar.
Dalam
pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi internal dengan
kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah kondisi dalam diri individu
yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal serta proses
kognitif yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsanag dari luar yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.
Model pengolahan informasi merupakan model dalam
teori belajar yang menjelaskan kerja motorik manusia yang meliputi Tiga macam
system penyimpanan ingatan, yaitu :
1.
Memori
sensori, suatu sistem mengingat stimuli secara cepat.
2.
Memori
kerja, yaitu memori jangka pendek.
3.
Memori
jangka panjang. Berfungsi menyimpan informasi yang sangat besar dalam waktu
yang lama.
B. Teori-Teori
Belajar Berbasis Kognitivisme
1. Teori Kogitif Gestalt
Pokok pandangan gestalt bahwa objek atau peristiwa
tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi. Pandangan
gestalt lebih menekankan kepada perilaku molar.
Implementasi teori Gestalt dalam pembelajaran,
antara lain :
(1)
Pengalaman
tilikan (insight), kemampuan tilikan adalah kemapuan mengenali keterkaitan
unsur-unsur dalam suatu peristiwa.
(2)
Pembelajaran
bermakana (meaningful learning), kebermakaa unsure-unsur yang terkait dalam
proses pembelajaran akan semakin efektif sesuatu yang dipelajari, hal ini akan
sangat penting dalam pemecahan masalah.
(3)
Perilaku
bertujuan (purposive behavior), maknanya perilaku terarah pada tujuan. Proses
pembelajaran akan sangat efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin
dicapai dari suatu proses pembelajaran tersebut.
(4)
Prinsip
ruang hidup (life space), bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan
lingkungan di mana ia berada. Materi pembelajaran hendaknya memiliki
keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan ditempat siswa tinggal dan
hidup. Konsep ini dikembangkan oleh Lewin.
(5)
Transfer
dalam belajar, transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah
menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu maslah dan menemukan generalisasi
untuk kemudian digunakan dalam pemecahan masalah.
2.
Teori
belajar medan kognitif dari kurt lewin
Kurt lewin mengembangkan teori belajar medan
kognitif (cognitive feld
menitikberatkan perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial, karena pada
hakikatnya masing-masing individu berada didalam suatu medan kekuatan, yang
bersifat psikologis, yang disebut life
space. Life space mencakup
perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi, misalnya orang yang dijumpai,
fungsi kejiwaan yang dimiliki dan objek material yang dihadapi.
Jadi, tingkah laku merupakan hasil inteaksi antar
kekuatan, baik yang berasal dari dalam diri individu, seperti tujuan,
kebutuhan, tekanan kejiwaan, maupun yang berasal dari luar diri individu,
seperti tantangan dan permasalahan yang dihadapi.Dalam pencapaian tujuan seorang
individu selalu ada hambatan atau tantangan yang harus dihadapi. Sehingga
motivasi internal akan muncul karena untuk mencapai suatu tujuan dengan
menghadapi hambatan diperlukan motivasi dalam diri, dengan demikian peran
motivasi jauh lebih penting daripada hadiah.
3.
Teori
Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Teori perkembangan
kognitif disebut pula teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan
mental. Menurut Piaget, perkembangan kognitif adalah suatu proses genetik yaitu
suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf. Piaget cenderung
menganut teori psikogenesis, artinya pengetahuan sebagai hasil belajar berasal
dari dalam individu.Proses berpikir anak merupakan suatu aktivitas gradual,
tahap demi tahap dari fungsi intelektual, dari konkret menuju abstrak.
Menurut
Piaget Secara garis besar skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya
dibagi dalam empat periode utama atau tahapan-tahapan sebagai berikut :
1.
Tahap
sensori motor ( sejak lahir sampai sekitar 2 tahun)
2.
Tahap
pra-operasional ( sekitar usia 2 – 7 tahun)
3.
Tahap
operasional konkret ( sekitar 7- 11 tahun)
4.
Tahap
operasional formal ( usia 11 tahun dan seterusnya)
Perkembangan
skema adalah universal dalam urutannya, artinya semua pembelajar di seluruh
dunia memang harus melewati tahap sensori motor sampai kepada tahap operasional
formal. Menurut Piaget (Semiawan, 2002 : 51-52) semua perkembangan skema
bersifat universal bagi seluruh umat manusia, sehinggaimplikasinya bagi
pendidikan adalah kita tidak dapat mengajarkan sesuatu pada seseorang bila
belum ada kesiapan yang merujuk kepada kematangannya.
Piaget
mengembangkan konsep adaptasi dengan dua varian yaitu asimilasi dan akomodasi.
Adaptasi yaitu struktur fungsional, sebuah istilah yang digunakan Piaget untuk
menunjukkan pentingnya pola hubungan individu dengan lingkungannya dalam proses
pengembangan kognitif. Akomodasi yaitu menciptakan langkah baru atau
memperbaharui atau menggabungkan isitlah/konsep lama menghadapi tantangan
baru.Jadi, asimilasi terjadi perubahan pada objeknya, sedangkan pada akomodasi
perubahan pada subjeknya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan objek yang
ada diluar dirinya.
Implikasi teori
perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.
Bahasa
dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.
2.
Anak-anak
akan belajar lebih baik bila dapat menghadapi lingkungandengan baik.
3.
Bahan
yang harus dipejarai anak hendaknya dirasakan sebagai bahan baru tetapi tidak
asing.
4.
Berikan
peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
5.
Didalam
kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temannya.
Konsep Piaget langkah-langkah pembelajaran meliputi
aktivitas sebagai berikut :
1.
Menentukan
tujuan pembelajaran
2.
Memilih
materi pembelajaran
3.
Menentukan
topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif
4.
Menentukan
kegiatan belajar yang sesuai dengan topik-topik
5.
Mengembangkan
metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas dan cara berpikir siswa
6.
Melakukan
penilaian proses dan hasil belajar siswa
4.
Teori
Discovery Learning dari Jerome S. Bruner
Dasar teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang
menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar di
kelas.Konsepnya dalah belajar dengan menemukan, siswa mengorganisasikan bahan
pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan
tingkat kemajuan berpikir anak.
Menurut
Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif para pembelajar harus
melalui tiga tahapan perkembangan intelektual itu menurut Bruner meliputi :
1.
Enaktif,
seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi terhadap suatu objek.
2.
Ikonik,
pembelajarn terjadi melalui penggunaan model dan gambar-gambar dan visualisasi
verbal.
3.
Simbolik,
siswa mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah yang abstrak.
Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah guru
harus memandu para siswa sehingga mereka dapat membangun basis pengetahuannya
sendiri dan bukan karena diajari melalui memorisasi hafalan.
Teori pembelajaran dari Jerome Bruner adalah teori
pembelajaran konsep atau pembelajaran kategori atau dikenal sebagai pemerolehan
konsep.
Jadi, pembelajaran konsep adalah strategi yang
mempersyaratkan seorang pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan
seorang pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan kelompok-kelompok atau
kategori-kategori yang mengandung cirri-ciri konsep yang relevan dengan
kelompok atau kategori yang tidak mengandung cirri-ciri konsep yang relevan.
Langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner sebagai
berikut :
1.
Menentukan
tujuan pembelajaran
2.
Melakukan
identifikasi karakteristik siswa
3.
Memilih
materi pelajaran
4.
Menentukan
topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif
5.
Mengembangkan
bahan-bahan belajar
6.
Mengatur
topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak,
dari tahap enaktif, ikonik, ke simbolik
7.
Melakukan
penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Tahap – tahap belajar :
KEGIATAN
|
AKTIVITAS BELAJAR
|
MENGAMATI (OBSERVING)
|
MELIHAT, MENGAMATI, MEMBACA,
MENDENGAR, MENYIMAK (TANPA DAN DENGAN ALAT)
|
MENANYA
(QUESTIONING)
|
-MENGAJUKAN PERTANYAAN DARI
YANG FAKTUAL SAMPAI KE YANG BERSIAT HIPOTESIS
-DIAWALI DENGAN BIMBINGAN
GURU SAMPAI DENGAN MANDIRI (MENJADI SUATU KEBIASAAN)
|
PENGUMPULAN DATA
(EXPERIMENTING)
|
-MENENTUKAN DATA YANG
DIPERLUKAN DARI PERTANYAAN YANG DIAJUKAN
-MENENTUKAN SUMBER DATA
(BENDA, DOKUMEN, BUKU, EKPERIMEN)
-MENGUMPULKAN DATA
|
MENGASOSIASI
(ASSOCIATING)
|
-MENGANALISIS DATA DALAM
BENTUK MEMBUAT KATEGORI, MENENTUKAN HUBUNGAN DATA/KATEGORI
-MENYIMPULKAN DARI HASIL
ANALISIS DATA
-DIMULAI DARI
UNSTRUCTURED-UNI STRUCTURE-MULTI STRUCTURE-COMPLICATED STRUCTURE
|
MENGKOMUNIKASIKAN
(COMMUNICATING)
|
-MENYAMPAIKAN HASIL
KONEPTUALISASI
-DALAM BENTUK LISAN, TULISAN,
DIAGRAM, BAGAN, GAMBAR ATAU MEDIA LAINNYA
|
TEORI
BELAJAR BERMAKNA DARI AUSUBEL
} Proses Belajar terjadi
bila siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan
baru. Proses Belajar terjadi melalui tahap-tahap: memperhatikan stimulus yang
diberikan, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami
} belajar hafalan
(rote-learning) = siswa mengingat sesuatu tanpa mengaitkan dengan hal
yang lain maka baik proses maupun hasil pembelajarannya dapat dinyatakan
sebagai hafalan (rote) dan tidak akan bermakna (meaningless) sama
sekali baginya.
BELAJAR BERMAKNA
} Merupakan suatu proses
mengaitkan informasi baru pada konsep – konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang.
} Struktur
kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi
yang telah dipelajari dan diingat siswa
} Pengetahuan
yang sudah dimiliki siswa akan sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses
pembelajaran.
TIPE
BELAJAR
} Belajar
dengan penemuan yang bermakna = mengaitkan
pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajari itu.
} Belajar dengan
penemuan yang tidak bermakna yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan sendiri oleh
siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia
hafalkan.
} Belajar
menerima (ekspositori) yang bermakna yaitu materi pelajaran yang telah tersusun secara logis
disampaikan kepada siswa sampai selesai kemudian dikaitkan dengan pengetahuan
lain yang telah dimiliki
} Belajar
menerima (ekspositori) yang tidak bermakna yaitu materi pelajaran yang
telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai selesai, kemudian
dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuan lain yang telah ia miliki.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teori
belajar kognitiflebih menekankan bahwa
perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori ini lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajar.Tokoh dalam teori
belajar kognitivisme dari Gestalt yang memandang bahwa objek atau peristiwa
tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi, teori
belajar medan kognitif dari Kurt Lewin yang memandang bahwa setiap individu
berada didalam suatu medan kekuatan yang bersifat psikologis, teori belajar
perkembangan Jean Piaget yang memandang bahwa perkembangan kognitif merupakan
suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme
bilogis, perkembangan sistem saraf, teori belajar discovery learning dari
Jerome S. Bruner yang memandang bahwa anak haus berperan secara aktif saat
belajar dikelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan siswa
mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir
yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir anak.
B.
Saran
Teori belajar kognitif hendaknya
digunakan sebagai landasan atau dasar yang harus dipahami oleh guru ataupun
calon guru pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya agar apa yang di di
pelajari dapat digunakan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Djaali,
2011.Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
Hariyanto, Suyono.
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Penerbit Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar