KELOMPOK
4
NURAENI
HAYATUNISA 1407010073
TRI
RATNASARI SUBEKTI 1407010082
LINA
SETYANINGRUM 1407010086
KHAERUNISSA
I 1407010106
Kelas
: 3B
Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
Desember,
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
-
Latar Belakang
Peningkatan
sumber daya manusia haruslah segera dibanggun di Indonesia.
Menciptakan manusia-manusia yang unggul harus diadakan sejak dini
melalui pendidikan formal mapun non formal. Dengan
diberlakukannya pandidikan sejak
usia dini
diharapkan akan mampu membentuk fondasi dasar sebelum memperoleh ilmu
pengetahuan umum, sehingga ilmu yang akan diperoleh nantinya akan
dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa adanya pihak lain yang
dirugikan.
Banyak
Negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang
pelik. Negara sebagai lembaga yang menguayakan kecerdaskan kehidupan
bangsa merupakan tugas negara yang amat penting. Namun, di
negara-negara berkembang adopsi system pendidikan sering
mengalami kesulitan untuk berkembang. Cara dan system
pendidikannya sering menjadi kritik dan kecaman. Adanya perubahan
sistem pendidikan setiap adanya perubahan mentri pendidikan juga
turut mempengaruhi kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.
Pada
makalah ini akan dikaji tentang pandangan kognitif dalam kegiatan
pembelajaran. Teori Kognitif lebih menekankan bahwa belajar lebih
banyak ditentukan karena adanya usaha dari setiap individu dalam
upaya menggali ilmu pengetahuan melalui dunia pendidikan. Penataan
kondisi tersebut bukan sebagai penyebab terjadinnya proses belajar
bagi anak didik, tetapi melalui penggalian ilmu pengetahuan secara
pribadi ini diarahkan untuk memudahkan anak didik dalam proses
belajar. Keaktifan siswa menjadi unsur yang amat penting dalam
menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas mandiri merupakan salah satu
faktor untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses belajar dan
pembelajaran. Para pendidik (Guru) dan para perancang pendidikan
serta pengembang program-program pembelajaran perlu menyadari akan
pentingnya pemahaman terhadap hakikat belajar dan pembelajaran.
Teori belajar dan pembelajaran seperti teori kognitif penting untuk
dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks
pembelajaran yang dihadapi.
Pada
bagian ini dikaji tentang pandangan kognitif terhadap proses belajar
dan aplikasi teori kognitif dalam rangka meningkatkan prestasi anak
didik. Masing-masing teori pendidikan memilki kelemahan dan
kelebihan. Pendidik/pengajar yang professional akan dapat memilih
teori mana yang tepat untuk tujuan tertentu, karakteristik
materi pelajaran tertentu, dengan ciri-ciri siswa yang dihadapi, dan
dengan kondisi lingkungan serta sarana dan prasarana yang tersedia.
-
Rumusan Masalah
Adapun
masalah-masalah yang dapat dirumuskan dari pemaparan di atas yaitu:
-
Jelaskan pengertian teori kognitif?
-
Sebutkan tokoh – tokoh yang berperan dalam teori Belajar kognitif?
-
Apa saja prinsip-prinsip teori belajar kognitif?
-
Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Kognitif?
-
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari rumusan masalah yang telah dibuat adalah :
-
Mengetahui pengertian teori kognitif
-
Mengetahui teori-teori yang termasuk ke dalam pandangan
kognitif
-
Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori kognitif.
BAB
II
PEMBAHASAN
-
Asumsi dasar :
-
Perilaku individu selalu didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan memikirkan atau mengenal situasi dimana perilaku itu terjadi.
-
Pentingnya mempelajari kognisi
-
Kelebihan manusia ada di kognisi, jadi kalau mau mempelajari manusia maka pelajarilah juga kognisinya.
-
KOGNITIVISME
-
Belajar : Perubahan persepsi/pemahaman
-
PBM :
Kritik :sulit
melihat “struktur kognitif” yang ada pada setiap individu
-
TEORI BELAJAR YANG MASUK KATEGORI TEORI KOGNITIF :
-
Teori Bruner : Terjadinya proses belajar lebih ditentukan oleh cara kita mengatur materi pelajaran
-
Kognitive development (J. Piaget) : proses Belajar terjadi menurut tahap-tahap perkembangan sesuai umur
-
TEORI BERMAKNA AUSUBEL : Proses Belajar terjadi bila anak mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru
-
JEAN PIAGET (1896 – 1980)
Tahap-tahap
perkembangan Piaget
-
Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)
-
Tahap praoperasional (2-7 tahun)
-
Tahap operasi konkret (7-11 tahun)
-
Tahap operasi formal (mulai 11 atau 12 tahun)
Tahap-tahap
ini secara kualitatif sangat berbeda.
Tahap
1: sensorimotorik
-
Berlangsung pada usia 0 – 2 tahun.
-
Perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang pesat dalam kemampuan bayi mengorganisasikan & mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan2 dan tindakan2 fisik.
Ciri-ciri
sensorimotor
-
Didasarkan tindakan praktis.
-
Inteligensi bersifat aksi, bukan refleksi.
-
Menyangkut jarak yang pendek antara subjek dan objek.
-
Mengenai periode sensorimotor:
-
Umur hanyalah pendekatan. Periode-periode tergantung pd banyak faktor: lingkungan sosial dan kematangan fisik.
-
Urutan periode tetap.
-
Perkembangan gradual dan merupakan proses yang kontinu.
Tahap
2 : praoperasional (2-7 tahun)
-
Dicirikan dengan adanya fungsi semiotik (simbol) 2-4 tahun.
-
Berkembangnya pemikiran intuitif à 4-7 tahun.
Fungsi
semiotik pd beberapa gejala
-
Imitasi tak langsung à membuat imitasi yang secara tidak langsung dari bendanya sendiri. Contoh: anak bermain kue-kuean sendiri, pasar-pasaran.
-
Permainan simbolis. Contoh: mobil-mobilan dengan balok-balok kecil.
-
Permainan simbolis dapat merupakan ungkapan diri anak.
Fungsi
semiotik lanjutan
-
Menggambar. Anak dapat menggambar realistis tetapi tidak proporsional. Contoh: gambar rumah dan pepohonan tegak lurus di lereng pegunungan.
-
Mengetahui bentuk-bentuk dasar geometris: bulat, bundar, persegi.
Fungsi
semiotik lanjutan
-
Bahasa ucapan. Anak mulai menggunakan suara sebagai representasi benda atau kejadian.
-
Perkembangan bahasa sangat memperlancar perkembangan konseptual anak dan juga perkembangan kognitif anak.
-
Menurut Piaget: perkemb bahasa merupakan transisi dari sifat egosentris ke interkomunikasi sosial.
Tahap
3 : operasi konkret
(7-11
tahun)
-
Logika tentang sifat kekekalan.
-
Berpikir seriasi, klasifikasi, kesimpulan probalistis.
-
Tidak lagi egosentris.
-
Masih terbatas pada hal-hal konkret.
-
Belum dpt memecahkan persoalan yang abstrak.
Tahap
4
: operasi formal
(mulai
11-15 tahun)
-
Mulai perkembangan rasional dan logika remaja.
-
Pemikiran deduktif, induktif dan abstraktif.
APLIKASI
TEORI BELAJAR KOGNITIF
-
belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak
-
anak hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru.
-
Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada anak agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Bahasa dan cara berfikir siswa berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir siswa.
-
Siswa-siswa akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu siswa agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
-
Bahan yang harus dipelajari siswa hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
-
Berikan peluang agar siswa belajar sesuai tahap.
-
Di dalam kelas, siswa-siswa hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
TEORI
BRUNER
Jika
mempelajari suatu pengetahuan, maka perlu dipelajari dalam
tahap-tahap tertentu, agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi
dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut.
-
Jerome Bruner dilahirkan dalam tahun 1915.
-
Bruner setuju dengan pendapat Piaget bahwa perkembangan kognitif anak-anak melalui peringkat-peringkat tertentu.
-
Bruner lebih menegaskan tentang belajar secara penemuan yaitu mengolah apa yang diketahui anak itu menjadi sesuatu hal yang baru
-
Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih baik.
-
Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah.
KARAKTERISTIK
TEORI BRUNER
-
Belajar penemuan (discovery learning) : pencarian pengetahuan secara aktif oleh anak sehingga memberikan hasil yang paling baik.
-
Bruner menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip.
-
Anak dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang memungkinkan mereka untuk menemukan konsep dan prinsip itu sendiri.
TAHAP
BELAJAR
-
Tahap enaktif, yaitu pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda kongkret atau menggunakan situasi yang nyata.
-
Tahap Ikonik, yaitu pegetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imagery), gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap enaktif tersebut di atas.
-
Tahap simbolik, yaitu pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol baik simbol-simbol verbal Misalnya huruf-huruf, kata kata, kalimat-kalimat) lambang-lambang matematika, maupun lambang-lambang abstrak lainnya.
APLIKASI
pendekatan
ilmiah dan pembelajaran
KEGIATAN
|
AKTIVITAS
BELAJAR
|
Mengamati (OBSERVING) | Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat) |
Menanya
(QUESTIONING)
|
-mengajukan
pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersiat hipotesis
-diawali
dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu
kebiasaan)
|
Pengumpulan Data (EXPERIMENTING) |
-menentukan
data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan
-menentukan
sumber data (benda, dokumen, buku, ekperimen)
-mengumpulkan
data
|
Mengasosiasi
(ASSOCIATING)
|
-menganalisis
data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan
data/kategori
-menyimpulkan
dari hasil analisis data
-dimulai
dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated
structure
|
Mengkomunikasikan
(COMMUNICATING)
|
-menyampaikan
hasil koneptualisasi
-dalam
bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya
|
TEORI
BELAJAR BERMAKNA DARI AUSUBEL
TEORI
BERMAKNA AUSUBEL
-
Proses Belajar terjadi bila siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru
-
Proses Belajar terjadi melalui tahap-tahap:
Ã
memperhatikan stimulus yang diberikan
v
memahami makna stimulus
v
menyimpan dan menggunakan informasi
yang
sudah dipahami
JENIS
BELAJAR
-
belajar hafalan (rote-learning) = siswa mengingat sesuatu tanpa mengaitkan dengan hal yang lain maka baik proses maupun hasil pembelajarannya dapat dinyatakan sebagai hafalan (rote) dan tidak akan bermakna (meaningless) sama sekali baginya.
-
belajar bermakna
Belajar
bermakna
-
Merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep – konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
-
Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa
-
Pengetahuan yang sudah dimiliki siswa akan sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran.
TIPE
BELAJAR
-
Belajar dengan penemuan yang bermakna = mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajari itu.
-
Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia hafalkan.
-
Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna yaitu materi pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai selesai kemudian dikaitkan dengan pengetahuan lain yang telah dimiliki
-
Belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna yaitu materi pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai selesai, kemudian dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuan lain yang telah ia miliki.
KELEBIHAN
BELAJAR BERMAKNA
-
Informasi yang dipelajari lebih lama diingat
-
Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep relevan sebelumnya dapat meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga memudahkan proses belajar berikutnya.
Kelebihan
dan Kelemahan Teori Belajar Kognitif
Setiap
teori belajar tidak akan pernah sempurna, demikian pula dengan teori
belajar kognitif. Di samping memiliki kelebihan – kelebihannya ada
pula kelemahan – kelemahannya. Berikut adalah beberapa kelebihan
dan kelemahan teori kognitif
Kelebihan
Teori Belajar Kognitif
-
Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri
Dengan
teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena
mereka tidak hanya merespon dan menerima rangsangan saja, tapi
memproses informasi yang diperoleh dan berfikir untuk dapat menemukan
ide-ide dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan membuat siswa lebih
mandiri contohnya pada saat siswa mengerjakan soal siswa bisa
mengerjakan sendiri karena pada saat belajar siswa menggunakan
fikiranya sendiri untuk mengasah daya ingatnya, tanpa bergantung
dengan orang lain dengan.
-
Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah
Teori
belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih
mudah
karena siswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif
didalam
proses pembelajaran yang berpusat pada cara peserta didik
mengingat,
memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam
ingatannya.
Serta Menekankan pada pola pikir peserta didik sehingga
bahan
ajar yang ada lebih mudah dipahami.
Kelemahan
Teori Belajar kognitif
-
Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
-
Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.
-
Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.
BAB
III
PENUTUP
-
KESIMPULAN
Teori
kognitif berpendapat bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan
antara stimulus dan respon. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam
diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan
lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpisah-pisah, tapi melalui
proses yang mengalir, bersambung-sambung, dan menyeluruh. Ibarat
sesesorang yang memainkan musik, tidak hanya memahami not-not balok
pada partitur sebagai informasi yang saling lepas dan berdiri
sendiri, tapi sebagai suatu kesatuan yang secara utuh masuk ke dalam
pikiran dan perasaannya. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada
belajar merupakan suatu proses belajar yang terjadi dalam akal
pikiran manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-bagian suatu
situasi saling berhubungan dalam konteks situasi secara keseluruhan.
Jadi belajar melibatkan proses berfikir yang kompleks dan
mementingkan proses belajar.
Dari belajar teori ini terdapat Kelebihan dan Kelemahan yaitu :
Kelebihan
Teori Belajar Kognitif
Menjadikan
siswa lebih kreatif dan mandiri
Membantu
siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah
Kelemahan
Teori Belajar kognitif
Teori
tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
Sulit
di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.
Beberapa
prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih
belum tuntas.
DAFTAR
PUSTAKA
Syah,
Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Trinaimah.
2003. Diktat Psikologi Belajar. Purwokerto: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
0 komentar:
Posting Komentar